Dan Lalu: Membawa Bulan Purnama ke Panggung Dan Lalu Showcase

Dan Lalu Showcase
Dan Lalu Showcase

#AndiensJournal

Dan Lalu, album ke delapanku, resmi rilis 29 November 2023 lalu. Di hari peluncurannya, aku mengadakan mini showcase di Soehanna Hall, Energy Building, Jakarta. Ternyata, malam itu bertepatan dengan bulan purnama.

Nggak heran, perasaanku sangat campur aduk. Pertunjukan demi pertunjukan, dari satu panggung ke panggung yang lain sudah pernah aku lalui, tapi rasanya belum pernah nervous seperti yang ini. Mungkin karena bulan purnama, mungkin juga karena waktu persiapan showcase yang terbatas. Mengejutkan, juga mendebarkan! Kalau dipikir-pikir, lima tahun belakangan ini memang banyak kejutan dariku.

Album Dan Lalu ini pun begitu. Kejutan spesial untuk para #SahabatSetia dan pendengar baruku semua. Proses dalam album ini terbilang serba mengalir juga, seperti berjalan dan terjadi begitu saja. Aku jadi ingat, sejak merekam Aku Cinta Dia pada 2020 yang lalu, banyak sekali hal yang terjadi pada hidupku; hal-hal yang di luar kendali dan hanya bisa kujalani.

Lalu tiba-tiba aku merekam lagu Jendela Waktu, lalu Anaku Sayang, lalu Selamat Jalan Kekasihku, Benang-Benang Asmara dan akhirnya lagu Percaya. Sampai di lagu Percaya, baru kemudian aku menoleh ke belakang, oh, ternyata ada banyak lagu yang sudah kurekam belakangan. Dan Lalu?

Pertanyaan itu muncul lagi di kepala.

Aku pernah merekam sebuah konser virtual berjudul Melodi Monolog: Dan Lalu pada 2022. Sejak hari itu, nggak pernah Dan lalu? Berhenti kutanyakan.

Dan Lalu? Aku sampai di momen ini. Di Soehanna Hall, tempatku menceritakan kisah-kisah lagu di album ini. Panggungnya kecil saja, dengan dekorasi sederhana yang apik. Tammy Tjenreng, yang malam itu jadi show director, meletakkan kain putih besar bulat di tengah-tengah panggung. Dengan tata lampu ciamik, kain besar itu jadi berpendar, seperti bulan purnama.

Malam itu, Soehanna Hall yang mungil menyala. Dari balik panggung aku intip ke bangku penonton, ada wajah-wajah familiar yang duduk di sana.

Perutku kembali bergemuruh. Rasa ini begitu kuat dan dekat…

Tapi malam itu aku bersenang-senang. Walau ada sedikit insiden di mana fringe bajuku nyangkut di hak sepatuku (thanks to Rifa yang maju dari balik panggung untuk bantu melepaskan!). Overall, shownya berjalan lancar. Aku melihat air mata menitik dari wajah banyak orang, sekaligus, canda tawa ceria yang bergemuruh di akhir acara. Ah! Ternyata walau bulan purnama, malam seru itu seru, malam yang ingin kuulangi lagi.

Love,

Andien